Menjelajahi Dunia Gunung Kawah Ijen
Menelusuri dunia ialah mimpi terbesarku kecuali menulis. Kerjasama dari dua entitas menulis serta menelusuri dunia ialah sisi kesenangan dalam hidupku.
Bonus Permainan Slot Yang Disukai Pemain |
Satu tahun lalu, saya memburu blue fire/api biru di salah satunya obyek wisata yang ada di Banyuwangi Jawa Timur. Di keheningan alam dan kabut malam, saya berjalan telusuri labirin semesta Gunung Kawah Ijen. Jalanan curam serta melawan sudah saya lalui dalam payung ingin tahu.
Rasa ingin tahu akan kedatangan blue fire sudah menerbangkan saya antara pelangi serta kenyataan. Di antara pelangi serta kenyataan bersatu dalam dentik-dentik suara dari Si Pengada. Irama Si Pengada bertautan erat dalam pandangan mataku. Sejauh mata melihat, ada kemampuan maha hebat yang tersembul dari alam pegunungan Kawah Ijen.
Arlojiku memperlihatkan jam 01.00 WIB. Saya bayar karcis di muka pos Paltuding. Sambil saya membungkus dingin malam dalam situasi ingin tahu. Pos Paltuding ialah gerbang ke arah pucuk ingin tahu Kawah Ijen.
Sebatas catatan yang saya dengar dari tur guide ialah "blue fire" cuma ada dua di seantero bumi. Diantaranya berada di negeri Islandia serta Banyuwangi. Saya bangga akan bumi pertiwi yang kaya sdm serta alamnya. Gunung Kawah Ijen paling akhir meletus tahun 1999. Saya terkejut dengan tahun 1999. Sebab saat itu saya masih berumur lima tahun.
Perjalanan ke arah pucuk memerlukan waktu dua jam. Saya mulai menelusuri keelokan alam kosmos gunung Ijen ditemani oleh tur guide yang telah eksper dalam menelanjangi keelokan gunung Ijen saat malam hari. Sebetulnya ada layanan pengantar ke arah pucuk, tetapi saya tidak ingin menyewanya. Semangat untuk menelanjangi keperawanan gunung Ijen makin membara dalam diriku.
Aroma dingin makin berasa saat saya telah ada ditengah-tengah pendakian, persisnya di pos perhentian pada jam 02.00 WIB. Salah satu pos perhentian yang ada di jurang kawah Ijen. Terletak benar-benar taktiks. Sebab kecuali menyuguhkan panorama yang indah saat malam hari, ada aroma kopi yang ditawarkan oleh pemiliknya. Bermacam tipe kopi ada, bergantung pilihan kita. Salah satunya kopi nusantara yang saya mencari ialah kopi Manggarai.
"Mas kopi Manggarai ada ngak?"
"Maaf mas kopi Manggarainya telah ludes terjual." Sambil dia menunjuk salah seorang wisatawan yang sedang menyeduh satu cangkir kopi untuk menghangatkan aroma dingin malam gunung Ijen. Saya cuma nikmati aromanya. Kopi Manggarai salah satu tipe kopi yang telah mendunia. Keberadaan kopi Manggarai makin menyihir serta menembusi gelapnya malam perjalanan ke arah pucuk gunung Ijen. Tidak apalah, pokoknya saya telah dekati pucuk.
Rasa capek, kantuk, lelah, jeritan, putus harapan, sekarang pupus bersama-sama aroma kopi luak ciri khas Bali yang ditawarkan oleh pemilik warung kopi. Sambil menyeduh satu cangkir kopi ditengah-tengah pendakian gunung Ijen, saya berkomunikasi dengan diriku lainnya. Salah satunya mitra diskusi saya ialah tur guide. Dia makin menghipnotis diriku dengan pengetahuan ramalan yang membuat saya terpana. Di antara sepakat serta tidak sepakat dielaborasikan dalam cari keberadaan dari kehidupan. Dia memikir sebab dia ada.